PEMBEKALAN PENGURUS BARU DPP & DKP SANTO MATHEUS DEPOK Periode 2024-2027

Bertempat di Wisma Sahabat Yesus jalan Margonda Raya 531 Depok, pada Senin pagi 17 Juni 2024, Paroki Santo Matheus mengadakan pembekalan bagi para pengurus baru Dewan Pastoral Paroki dan Dewan Keuangan Paroki untuk periode 2021-2024. Dengan tiga sesi pemaparan materi dari tiga nara sumber, serta diselingi berbagai acara ice breaking, snack, makan bersama dan Perayaan Ekaristi.

 

SESI 1 oleh RD Yohanes Driyanto – Vikaris Yudisial Keuskupan Sufragan Bogor.

Asas Utama Pelayanan Gereja menurut Gereja Perdana

Sesi pertama dimulai pukul 08.15 oleh Romo Dri, beliau menyampaikan bahwa asas utama Gereja Katolik adalah ketaatan pada hirarki, kesadaran bahwa kita tidak bisa memilih karena Tuhanlah yang memilih melalui keputusan dari para pemimpin.Tuhan Yesus memilih Santo Petrus menjadi batu karang, dasar bagi pendirian gerejanya karena Petrus mempunyai keyakinan dan kerinduan akan Yesus yang adalah Mesias Putra Allah yang hidup. Itulah yang menjadi gereja awal yaitu orang yang diberitahu tentang Yesus yang bangkit kemudian percaya dan dibaptis lalu kumpul dan makan minum bersama dengan sama-sama mengupayakan adanya milik bersama yang kemudian disebut persekutuan Communio. Dengan membentuk gereja perdana, Yesus kemudian menerapkan hukum yang baru yaitu Hukum Cinta Kasih, hukum yang mengajarkan untuk memberi dan melakukan lebih dari rata-rata dalam hal melayani, mengampuni dan memberi diri bagi sesama… You have to be above the average (Markus 12:29-31)

Kelembagaan dan pemecahan masalah

Secara singkat pada perkembangan gereja selanjutnya di masa penggembalaan Rasul Paulus mengenai cara Paulus memilih wakil umat, membicarakan dan memutuskan perkara melalui SINODE yaitu mengunjungi menemui dan berdialog dengan berbagai umat yang dibawah atau jauh,  juga mengadakan KONSILI  yaitu pertemuan tingkat tinggi para pemimpin yang kemudian menghasilkan menggagaskan beberapa hal, menjadi suatu surat keputusan yang dikirim melalui utusan kelompok umat.  Maka muncul berbagai kebutuhan akan kelembagaan, kepengurusan dan tata organisasi, pembagian tugas dan wewenang dari hal sederhana hingga hal yang lebih rumit. Secara umum, pembagian kuasa, wewenang dan masalah gereja mencakup tiga hal utama yaitu terkait 1. Ajaran Iman (misalnya tentang prinsip tritunggal, sakramen dll), 2. Ajaran Moral (kontrasepsi, perceraian, dll), 3. Ajaran Sosial Gereja (masalah keadilan, kemiskinan, dll).

 

Gereja Katolik Roma di Negara Vatikan

Gereja perdana itu kemudian menjadi Gereja Katolik Universal yaitu Gereja Katolik Roma yang terletak di Negara Vatikan. Beberapa prinsip utama Gereja Katolik Roma yaitu:

  1. Salus Animarum Suprema Lex, yang artinya keselamatan jiwa menjadi tujuan tertinggi. Maka bukan hanya membuat program kerja tapi berapa jiwa yang bisa diselamatkan!
  2. Sic Transit Gloria Mundi bahwa semua kemuliaan dan kejayaan dunia ini bagaikan asap yang akan berlalu dengan cepat. Begitu juga jika kita sudah harus selesai masa jabatan melayani, ya harus legowo mundur atau berganti
  3. Servus Servorum Dei: Hamba dari para hamba Allah yang berarti semakin tinggi jabatan tugas kita maka harus semakin menjadi pelayan umat siapapun yang paling kecil dan hina sekalipun
  4. Primus Inter Pares: yang pertama dari yang sama sederajat. Artinya tidak ada jabatan yang lebih tinggi baik sebagai pengurus DPP atau DKP, semua sama hanya saja ada beberapa yang menjadi koordinator. Dalam melaksanakan tugas tersebut  maka segala kelemahan dari sisi kemanusiaan yaitu sakit atau tua menjadi sesuatu yang harus diterima. Seperti Yesus yang memberi contoh pernah lemah sakit dan hampir mati di kayu salib, maka wajar jika pemimpin besar kita pun mengalami sakit atau kelemahan tubuh yang mungkin terlihat dalam performa fisiknya, ya harus kita terima.

Karakteristik ciri penting lainnya dari Gereja Katolik Roma yaitu proprietas kekhasan Katolik yaitu mencintai musuh dan memaafkan mereka yang menyakiti kita. Prinsip itu harus kita ingat dan lakukan dalam pelayanan agar kita tidak baper, luka batin atau mutung dan kita tetap bisa mendampingi orang-orang seperti melayani Yesus. 

Gereja Universal – Gereja Partikular – Gereja Paroki
Gereja Katolik Roma di Negara Vatikan dengan Paus sebagai pemimpin dan perangkat Kuria Romana adalah small mission for big missions. Agar tetap menjadi Gereja yang kudus satu dan apostolik maka Gereja Universal juga berwujud dan berkarya di Keuskupan menjadi Gereja Partikular, dalam hal ini kita dibawah Gereja Partikular Keuskupan Sufragan Bogor, yang sifatnya otonom dan juga punya kekhasan dalam penggembalaan yaitu adanya: 1. Kegiatan Pastoral, 2. Pelayanan Administratif, 3. Kuasa Yudisial. Karena teritori dan wilayah pelayanan yang luas maka dibentuk Gereja Paroki, di dalamnya ada pastor paroki dan rekan/vikaris parokial, juga dibentuk sekretariat bahkan ekonomat jika umat dan wilayahnya sangat luas. Dalam formasinya gereja paroki harus mempunyai Dewan Pastoral dan Dewan Keuangan. Tugas utama Dewan Pastoral menjalankan 5 bidang pelayanan: KOINONIA membuat persekutuan, KERYGMA mengadakan pengajaran, LITURGIA partisipasi umat dalam peribadatan, DIAKONIA melayani yang miskin dan lemah dan MARTIRIA yang melakukan kesaksian iman. Sementara itu tugas Dewan Keuangan adalah mengatur harta benda gerejawi, mencari dan mendapatkan kekurangan dana, memiliki mengurus merawat dan menggunakan harta benda gereja dengan benar, melakukan tertib administrasi pembukuan, mengambilalihkan aset jika diperlukan. Maka mereka yang terlibat dalam pelayanan DKP haruslah orang yang mengerti hukum, pajak, akuntansi.
Dengan berbagai asas itu maka kita harus mau melayani mereka yang tidak aktif, meninggalkan gereja dan mereka yang miskin papa dan sakit. Karena sebagai umat dan pelayan Allah kita mempunyai 2 sifat yaitu KIRIAKE dan ECLESIA. KIRIAKE kita orang yang dikhususkan, dikuduskan dan dibedakan untuk kepentingan Allah, ECLESIA orang yang dipilih dan dipanggil dengan tujuan khusus yang dipersiapkan Allah bagi kita. EFESUS 2: 10… “karena kita ini buatan Allah, diciptakan untuk perbuatan baik yang sudah dipersiapkan Allah…” There must be intention & purpose mengapa anda dikandung, dilahirkan, hingga hidup dan saat ini dipanggil untuk melayani di Paroki Santo Matheus Depok. Roh Kudus akan memampukan anda!

 

SESI 2 oleh Bp. Anton Sulis – Memahami arah pastoral Keuskupan Bogor

Secara singkat dijabarkan bahwa pada tahun 2014 Keuskupan Sufragan Bogor menerbitkan Buku Prioritas Kebijaksaan Pastoral dan kemudian ditemukan bahwa setiap paroki cenderung mempunyai arah orientasi pastoral masing-masing yang berbeda-beda mengikuti gaya kepemimpinan pastor parokinya, banyak pengurus paroki tidak paham bahwa mereka harus mengikuti arahan keuskupan dan program reksa pastoral bahkan berlawanan dengan keuskupan, maka sejak itu diberikan berbagai pemahaman dan juga diwajibkan melaporkan perkembangan reksa pastoral tersebut. Kemudian pada tahun 2019 diadakan Sinode Tingkat Keuskupan Bogor dengan salah satu temuan yang perlu diperhatikan bahwa jika individu pelayan itu tidak bertransformasi, maka semua program reksa pastoral menjadi formalitas kegiatan belaka. Maka harus diuji lagi apakah semua program kerja itu sudah menguatkan iman umat, meneguhkan persekutuan dan menambah kecintaan umat pada gereja?

Tranformasi Individu & Sinodalitas

Maka merendahkan diri dan melayani orang lain dengan kesadaran bahwa itu adalah sebuah panggilan dan suatu proses dari Tuhan bagi kita, adalah salah satu bentuk transformasi  individu yang perlu dilakukan. Agar terhindar dari penyakit aktivis yaitu spiritualisme duniawi demi memuaskan keinginan diri sendiri.Hal lain mengenai program pastoral yang berpusat pada gereja sentris adalah apakah sudah menjangkau umat yang kecil, jauh dan tidak terdengar? Jika tidak, maka seperti kata Paus Fransiskus kita seperti “berjalan sendiri di pengungsian, bukan sebagai kawanan yang berjalan bersama”. Cara membangun sinodalitas adalah menerima ketidaksempurnaan dan tidak menyalahkan. Secara kongkrit, cara membangun Sinodalitas di tingkat Paroki DPP DKP adalah mempunyai kerendahan hati untuk menjumpai orang lain, kesediaan untuk datang dalam pertemuan tanda menerima orang lain, persekutuan dalam doa dan perjumpaan iman lainnya.  Dengan demikian, kita akan mempunyai tingkat kesehatan yang baik akan kesadaran ketidaksempurnaan yang tidak akan selesai, tidak mengejar kesempurnaan melainkan menyiapkan diri agar bisa memahami dan menerima. Maka ketika membuat program akan berfokus pada karya pelayanan. Semoga relasi kita yang baik dengan Roh Kudus melalui doa dan permohonan akan pertolonganNya akan memampukan kita bertransformasi sebagai pelayan umat dan Tuhan.

SESI 3 oleh RP. Robertus Bambang Rudianto, SJ.

Melayani Tuhan sebagai Spiritual Leader dalam Inspirasi Spiritual Ignatian

Diawali dengan cerita singkat perjalanan hidup Santo Ignasius Loyola dari tentara kerajaan menjadi pejuang Tuhan melalui kekalahan, sakit, kelelahan batin dan penderitaan jiwa maka Santo Ignatius Loyola berhasil mengatasi hal yang fana/duniawi/sementara menuju sesuatu yang kekal dan abadi demi Kemuliaan Tuhan yang lebih tinggi (Ad Maiorem Dei Gloriam).

Kita harus mampu memilah mana sarana dan mana tujuan. Mana yang ciptaan manusia sementara (sarana) dan mana yang diciptakan Allah untuk kekal (tujuan). Dalam mencapai tujuan mulia menuju Tuhan kita tetap membutuhkan manusia sesama kita sebagai sarana mencapai yang lebih besar. Melalui suami/istri yang kita maafkan, melalui anak yang kita terima dengan segala kekurangannya, melalui umat yang menyakiti kita walaupun kita layani. Namun pada satu titik tertentu, jika ciptaan itu tidak membantu kita mencapai tujuan atau bahkan merintangi pencapaian tujuan yang lebih tinggi maka kita harus belajar untuk melepaskan diri dari hal atau barang yang melekat tersebut.

Dengan sikap bebas lepas, tidak melekatkan diri dan to let go kita berlatih menjadi manusia rohani. Ada banyak tahap latihan rohani dan salah satunya adalah menaklukkan diri dengan menguasai 5 Panca Indra, karena jika tidak maka yang external dari dunia akan mengganggu dan merusak internal ciptaan Tuhan dalam diri kita.

Digambarkan oleh Romo Rudi berbagai godaan duniawi, salah satunya melalui kecintaan akan uang (1 Timotius 6:10-12), namun hanya dengan hati nurani yang bersih dan bebas maka martabat manusia dapat berpaling pada kebaikan (Gaudium et Spes art.16). Ia tidak akan mencari kegembiraan duniawi yang sementara melainkan akan hidup dalam Rahmat Tuhan yang abadi.

Nah pelayanan salah satunya adalah jalan yang dapat membantu kita datang dan sampai kepada Tuhan. Namun tidak ada pelayanan yang sendirian, kita perlu ber-Communio hidup komunitas, hidup doa dan dan hidup pelayanan.

Dalam pelayanan pun kita belajar untuk mempunyai kerendahan hati, tahu rasa cukup dan tidak serakah, juga diperlukan berbagai cara untuk belajar ilmu marketing, managemen dll, agar kemampuan kita bertambah dapat mengolah berbagai perkembangan yang terjadi di tengah gereja, umat dan dunia ini.

Romo Rudi menutup penjelasan dengan bersama merenungi lagu Doa SUSCIPE  “Ambilah dan Terimalah” dari Santo Ignatius Loyola. Doa Radikal tentang penyerahan diri dan keterbukaan akan kasih Tuhan. Selamat Melayani. AMDG.

Penutup – Perayaan Ekaristi

Setelah berakhirnya 3 sesi pembekalan, maka Pastor Paroki Romo Jimmy Rampengan menutup pembekalan dengan mengadakan Perayaan Ekaristi di dalam Kapel Adorasi Getsemani, sebuah kapel baru di Wisma SY yang baru saja diresmikan Bp. Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo bulai Mei 2024 lalu.

Pengurus DPP DKP yang baru sungguh diberkati dengan perjumpaan sukacita, persaudaraan dan jamuan bersama hari ini serta bekal rohani yang diberikan. Selanjutnya tinggal menunggu pelantikan dan pengutusan dari Uskup Bogor pada bulan Juli 2024 nanti di Paroki Santo Matheus Depok.

 

Get in Touch

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related Articles

Latest Posts

Intimita 8 September 2024

Intimita 1 September 2024

Intimita 25 Agustus 2024

Intimita 18 Agustus 2024